Dewasa ini citra POLRI dimata masyarakat semakin negatif. Sekarang tugas anggota POLRI semakin berat karena membentuk suatu citra yang positif tidaklah semudah seperti membalikkan telapak tangan, tidak cukup hanya dengan seorang Briptu Norman dan Polteng ataupun Briptu Eka Frestya.
Satuan POLRI yang paling disorot dalam masyarakat adalah Polisi Lalu-Lintas (Polantas). Hal ini dikarenakan seringnya tupoksi mereka bersinggungan dengan aktivitas masyarakat. Dituding banyak oknum Polantas yang menggadaikan aturan dengan selembar uang. Bahkan hukum berlalu lintas terkesan bukan masalah benar atau salah, tetapi beruntung atau tidak beruntung, terkesan tidak ada kepastian hukum. Saya sendiri sebagai anak dari seorang anggota POLRI merasa risih dengan kondisi seperti ini. Panas kuping karena begitu seringnya mendengar cemoohan masyarakat tentang POLRI. Kenapa seorang oknum di generalisasikan ke sebuah institusi? Padahal faktanya Bapak saya yang anggota POLRI (1 th lagi pensiun) yang berpangkat AKP (Kompol...InsyaAllah) selama ini hanya mempunyai harta sebuah rumah (warisan kakek) dan sebuah mobil jadul (Kijang Super). Update... dikarenakan akan ada pembatasan subsidi BBM bulan ini mobil beliau sudah berganti Xenia (hasil dari bantuan iuran anak-anaknya untuk tukar tambah, termasuk saya).Hehehe....
Sebuah angin segar bagi anggota POLRI dengan adanya tambahan penghasilan yang legal berupa remunerasi gaji. Apakah remunerasi tersebut bisa memperbaiki kinerja dan mental mereka?....semoga saja....